Yang kuliah online, apa kabar? Sudah mulai nyaman atau malah
tambah enggak karuan?
Kalau dihitung, sudah hampir setahun lebih kita semua
beraktivitas serba online, termasuk kuliah. Pernah mikir enggak kalau kuliah
seperti ini enggak ada bedanya sama nonton youtube terus autodidak.
Jujur, aku sih sempat berpikir seperti itu. Wong kerjaan aku
lihat video, baca modul, terus praktek. Ya memang enggak di semua mata kuliah,
tapi ada.
Terkadang juga kalau dapat dosen yang super
"sibuk" modul dan videonya diambil dari tempat lain. Entah video dari
youtube atau modul dari dosen lain di mata kuliah yang serupa. Terus tugas dia
apa dong kalau semuanya "ambil punya orang". Koreksi? Ah, terkadang
ada juga yang sengaja menyamaratakan nilai agar tidak ribet. Tapi tenang, itu
hanya oknum, banyak kok mereka yang benar-benar sungguh dalam mengajar.
Aku pun hampir merasa seperti "kayaknya kuliah enggak
kuliah sama saja, aku bisa belajar juga dari internet."
Tapi perasaan itu tertepis ketika aku membaca sebuah tulisan
di Benang Merah Society,
"Siapa saja bisa belajar autodidak dan membuat desain
keren, tetapi tidak semua orang bisa jadi desainer."
Berhubung aku kuliah di jurusan desain interior, jadi aku
merasa perkataan itu benar. Kita kuliah desain bukan untuk sekadar bisa
menjalankan aplikasi atau jadi ahli gambar, karena itu semua bisa kita pelajari
dengan mudah di internet. Kita kuliah agar kita mempunyai benang merah dari apa
yang kita buat, karena tujuan kita dididik untuk jadi pemecah masalah.
Dan aku rasa ini berlaku untuk semua hal. Tujuan kita kuliah
bukan hanya untuk sekadar belajar terus dapat gelar. Semua jurusan kuliah yang
ada memiliki tujuan yang sama, mendidik agar bisa menjadi pemecah masalah.
Jadi, agar kuliah kita enggak sia-sia, yuklah kita lebih
berusaha lagi, biar kita punya warna dan biar kita enggak kelihatan seperti
autodidak saja.
Bekasi, 24 Januari 2021
0 comments:
Posting Komentar