Sepercik api saja dapat menyebabkan kebakaran, lantas
bagaimana dengan sepercik perasaan?
Kembali aku bersih-bersih note, mungkin ada yang sudah lama
tersimpan dan belum sempat disampaikan.
Kalimat pembuka tersebut adalah sebuah kalimat yang
terlintas pada 7 Juli 2019.
Pernah merasa baper? Atau pernah melihat orang yang gampang
sekali membuat baper? Sebenarnya baper itu apa sih? Menurut KBBI baper adalah
(ter)bawa perasaan; berlebihan atau terlalu sensitif dalam menanggapi suatu
hal.
Banyak sekali sekarang manusia yang salah paham tentang
perasaan.
Banyak sekali sekarang manusia yang ingin berperilaku baik
tapi malah salah tanggapan.
Jadi sebenarnya siapa yang salah? Yang baper atau yang
menyebabkan baper?
Kalau kata aku sih, tidak ada yang salah. Baper bukannya
wajar ya? Yang tidak wajar itu yang memaksakan perasaan itu. Sekadar baper
tidak mengapa, namanya juga perasaan, susah untuk ditahan apalagi diabaikan.
Begitu juga dia yang menyebabkan baper. Dia kan hanya ingin
berperilaku baik, santun, ramah, friendly. Apa dia berniat membuat baper? Aku
rasa tidak, mungkin karena terlalu sensitif, perilaku dia jadi dianggap sedikit
adiktif, lalu membuat mereka yang menerimanya selalu ingin yang lebih.
Balik ke diri kita masing-masing, karena kita akan selalu
memiliki sudut pandang yang berbeda, intinya satu, jangan memaksa.
Bekasi, 21 Januari 2021
0 comments:
Posting Komentar