Gua mikir, bakal dateng satu waktu di mana gua tau ini makanan gak baik buat gua dan harus gua tinggalin atau mungkin tetep bisa gua makan, tapi cuma sesekali aja. Gak menutup kemungkinan juga, nanti malah dateng satu makanan yang lebih enak dan lebih bikin tersiksa. Terus keulang lagi deh lingkaran setannya.
Gua nulis ini bukan karena mau review ayam sambel ijonya, gua nulis ini karena gua kepikiran dengan hubungan-hubungan yang lagi sering kejadian akhir-akhir ini di tengah-tengah kita.
Mungkin lu juga pernah melihat, mendengar, atau malah merasakan hubungan ini. Di mana lu berada di sebuah posisi yang lu tau gak ada kejelasan di sana. Tapi karena lu udah terlanjur nyaman, akhirnya lu tetap berada di sana.
Sampai nanti mungkin lu sadar dan memutuskan untuk menerima bahwa ini gak bisa diteruskan. Tapi bukan berarti lu memutuskan hubungan, sama seperti ayam tadi, mungkin lu gak bisa makan sering-sering, tapi ya sesekali gak apa-apa. Lu tetep bisa main, bercanda, tukar pikiran, berekeluh kesah, dan semua hal yang lu udah sering lakukan bersama. Walaupun tidak sebebas dulu, tapi lu tetep bisa bertemu, ya sebatas melepas rindu.
Terkadang mungkin lu mau teriak dan bertanya,
"Kenapa sih banyak sekali keyakinan di dunia ini?"
Tapi lu gak boleh teriak seperti itu dan lu juga gak boleh menyalahkan perasaan lu itu. Sakit? Berat? Pasti itu mah. Sekatnya yang begitu tinggi, sampai tidak bisa dikalahkan oleh tulusnya hati. Sekatnya yang begitu kuat, sampai tidak ada yang berani untuk mengganggu gugat.
Gua sempat baca dan sangat setuju dengan cuitan Tsana ini,
"Adulting versi gw kok jadi udah bodo amat soal confession ya? Maksudnya kayak if i like someone, i'll tell them atau lagi kangen seseorang ya bilang. Udah gak mikir jawabannya, yang penting lega aja."
Terus gua jadi mikir, mungkin untuk sebagian orang yang tau bahwa sekat itu gak bisa diganggu gugat memutuskan untuk menyatakan apa yang dia rasakan. Tapi dia menyatakan itu bukan untuk mengharapkan balasan, lebih ke arah untuk melegakan perasaan.
Tapi ya itu, gak semua orang bisa bersikap biasa aja setelah menyampaikan atau mendengar sebuah pernyataan. Ada yang malah merasa canggung sampai akhirnya bingung. Sampai janji untuk selalu ada pun mungkin akan buyar karena merasa perasaannya gak terbayar.
Akhirnya bagai makan buah simalakama. Niatnya ingin melegakan perasan, eh malah jadi berjauhan. Niatnya ingin tetap apa adanya, eh semakin hari malah semakin jatuh hati. Ya satu hal sih, hebatnya perasaan ini tuh walaupun lu gak sampaikan, perasaan itu tetep bisa dirasakan dan mungkin semua sama-sama sadar, tapi memilih untuk bahagia dalam diam.
Bekasi, 24 Oktober 2021