Rasa dan Kamu



Berkali-kali ada rasa, berkali-kali juga rasa itu selalu berlabuh di dirimu. Nyaman sudah menjadi teman setia ketika aku bersamamu.


Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, kemudian kita mulai saling bertukar tawa, sambil diselingi tatapan mata yang (mungkin) disengaja, hingga akhirnya dari sana perlahan timbul-lah sebuah rasa.


Rasa yang sangat multitafsir, hingga aku sendiri dibuat bingung dengan rasa itu.


Seiring waktu, bukannya kita semakin dekat, kita perlahan malah saling menjauh. Bukan, bukan karena kita saling tak acuh, melainkan kita terhalang oleh diri kita sendiri yang terlampau ripuh.


Sesekali kita saling bertukar sapa atau mungkin lebih tepatnya aku yang rajin membalas ceritamu. Tujuannya sangat remeh, hanya sekadar untuk mengetahui bahwa kamu masih ingat kepadaku.


"Segera jujur" katanya, tapi jujur itu tidak semudah katanya, apalagi perihal perasaan. Bukan tidak berani mengungkapkan, hanya takut kalau nanti semuanya akan berujung kehilangan.


Pada akhirnya rasa ini tetap akan berjalan di tempat dan akan setia untuk menunggu waktu yang tepat.


Bekasi, 13 Oktober 2020

0 comments:

Posting Komentar