Aku masih berdiri tegak dalam hiruk pikuknya Transjakarta. Sesuatu mengetuk pikiran ini, bagaimana bisa seseorang yang selalu terlihat kuat, bahkan selalu menganggap dirinya kuat, tiba-tiba merasa marah.
Ya, aku tahu, yang kuat bukan berarti tidak bisa marah, tapi bukannya dia bisa kuat menahan amarahnya?
Jika memang dia tidak kuat menahan amarahnya, berarti seberapa keras dia tertampar? Siapa orang yang bisa menamparnya sekeras itu?
Termenung sejenak, berpikir apa yang sedang dia alami, tapi apa daya, seberapa keras pun aku berpikir, aku bukan peramal, yang bisa dengan mudah membaca isi pikiran seseorang.
Sekuat apapun aku mengabaikan ini, semakin penasaran aku dibuatnya.
Apa yang sedang kamu lewati?
Seberat itukah?
Aku hanya bisa berdoa yang terbaik untukmu.
Nangis selagi bisa, luapkan hingga merasa lega.
Semangat untukmu yang selalu terlihat kuat!
Jakarta, 4 Februari 2020