Kalau dengar kata jalan, banyak sih yang bisa diceritain,
tapi entah mengapa kejadian ketika salah jalan itu lebih menarik untuk
diceritain.
Jadi beberapa tahun lalu aku sempat ingin menghadiri satu
event futsal di Plaza Barat Senayan.
Jujur aku sendiri gak tahu dimana itu Plaza Barat Senayan,
yang aku tahu cuma Halte Gelora Bung Karno, dan di maps pun lokasinya gak jauh
dari situ.
Langsung lah aku berangkat. Sesampainya di halte, aku
kembali nanya ke salah satu pegawai Transjakarta, buat memastikan saja. Dan dia
jawab dengan enaknya, "Mas naik satu kali lagi, nanti turun di Bundaran
Senayan, nanti jalan ke arah Plaza Senayan". Karena sebagai warga Bekasi
yang tidak tahu tempatnya, aku manggut aja dong.
Alhasil, jalan lah aku ke Bundaran Senayan. Dan yang
parahnya lagi, dari Bundaran ke Plaza itu jauh cuy, tapi karena sudah sampai
sana, masa iya kita pulang.
Sampai lah di Plaza, awalnya gak mau nanya, dan milih
muter-muter nyari sendiri. Dalam hati agak aneh, masa iya mall jadi tempat buat
event futsal. Jalan lah aku sampai bagian belakang mall, balik lagi karena gak
nemu apa-apa, dan milih nanya sama bagian informasi.
Dengan lugunya bertanya, "Mba, event ini dimana
ya?". Dan mba-mba itu menjawab, "Itumah di komplek Gelora Bung Karno
mas". Aku hanya membalasnya dengan senyum-senyum nahan malu. Aku pun
memilih pulang ke rumah, karena sudah terlanjur bete.
Dari sini aku belajar, bahwa memang benar malu bertanya
sesat di jalan. Tapi ingat, kalo mau nanya sama orang yang tahu, jangan sama
orang yang sok tahu. Dan yang ditanya kalo gak tahu, ya bilang, jangan malah
sok tahu. Kan yang aku tanya Plaza Barat Senayan dimana, eh ini malah disuruh
ke Plaza Senayan arah barat. Capek Zainudin.
Jakarta, 8 Januari 2019
0 comments:
Posting Komentar